8 Tips Puasa Ramadhan Untuk Ibu Menyusui
Januari 31, 2020
8 Tips Puasa Ramadhan Untuk Ibu Menyusui (Busui) ini bisa dikatakan bukan hal yang baru untuk dipelajari. Akan tetapi, dengan banyaknya kaum bunda yang belum paham, maka tidak ada salahnya jika kali ini kami menjabarkannya.
Tidak sedikit yang bertanya apakah ibu menyusui bisa menjalankan ibadah puasa? Dalam hal ini, ada beberapa jawaban yang memperkuat keimanan kita, yakni dengan tetap menjalankan ibadah puasa.
Ibu menyusui, secara dasar boleh saja berpuasa. Namun dari sisi agama mereka sebenarnya diberikan kelonggaran untuk tidak menjalankan puasa.
Apabila memang demikian, maka sang ibu harus menggantinya pada lain hari atau dengan membayar fidyah sesuai dengan banyaknya hari yang ditinggalkan.
Dan ketika menjalankan puasa, busui bisa saja mengalami dehidrasi lantaran harus menyusui secara eksklusif. Akan tetapi ibu tidak perlu khawatir, pasalnya ada cara yang bisa dilakukan supaya puasa tetap berjalan normal.
Dan ketika kondisi ibu dan bayi sangat memungkinkan, maka dokter akan memperbolehkan anda berpuasa selama bulan Ramadhan.
Sehingga sebelum ibu benar-benar memutuskan, konsultasi dengan dokter sangat penting untuk dilakukan. Sehingga bisa dipastikan kondisi kesehatan yang terjadi pada ibu dan si bayi.
Apabila masih berusia dibawah 6 bulan, maka akan sangat bergantung dengan asi yang merupakan asupan gizi utama.
Dan setelah bayi berusia lebih dari 6 bulan, maka sudah diperbolehkan untuk berpuasa. Hal tersebut dikarenakan pada masa itu bayu sudah memperoleh makanan pendamping asi.
Dengan adanya stok ASI perah, tentu bisa digunakan pada siang hari. Sehingga kebutuhan nutrisi pada bayi tetap terpenuhi.
Yakni dengan memperhatikan komposisi nutrisi yang terdiri dari 20 persen lemak, 30 persen protein, serta 50 persen karbohidrat.
Dalam hal ini, ibu juga bisa menambah frekuensi makan asal tidak mengganggu kenyamanan tidur. Sehingga faktor kebiasaan juga berpengaruh.
Dalam hal ini, ada beberapa jenis makanan yang bisa mendukung dalam memperlancar produksi ASI. Seperti halnya sayuran dan buah-buahan. Sebagai contoh ialah pepaya, jambu air, semangka, dan juga kecambah.
Maka bisa menggantikan kekurangan cairan pada saat berpuasa di siang hari. Lebih tepatnya ialah supaya tubuh terhidrasi kembali.
Maka dari itu, sangat tidak diherankan jika tubuh seringkali lemas pasca memberikan ASI pada bayi.
Dan supaya rasa capek tersebut hilang, maka beristirahatlah yang cukup, sehingga kondisi fisik ataupun psikis kembali pulih.
Dengan istirahat yang cukup, proses produksi ASI akan tetap berjalan baik dan lancar.
Oleh karena itu, jangan memaksakan untuk puasa jika ibu sudah tidak sanggup, atau merasa khawatir dengan kesehatan diri sendiri atapun si bayi.
Intinya, puasalah sebisanya, namun ketika mencapai titik dimana sudah tidak mampu, maka tidak apa-apa berhenti.
Demikianlah sedikit ulasan yang bisa kami rangkum mengenai 8 Tips Puasa Ramadhan Untuk Ibu Menyusui. Semoga bisa membantu.
Tidak sedikit yang bertanya apakah ibu menyusui bisa menjalankan ibadah puasa? Dalam hal ini, ada beberapa jawaban yang memperkuat keimanan kita, yakni dengan tetap menjalankan ibadah puasa.
![]() |
Ilustrasi (foto : republika) |
Apabila memang demikian, maka sang ibu harus menggantinya pada lain hari atau dengan membayar fidyah sesuai dengan banyaknya hari yang ditinggalkan.
Dan ketika menjalankan puasa, busui bisa saja mengalami dehidrasi lantaran harus menyusui secara eksklusif. Akan tetapi ibu tidak perlu khawatir, pasalnya ada cara yang bisa dilakukan supaya puasa tetap berjalan normal.
8 Tips Puasa Ramadhan Untuk Ibu Menyusui
Menurut dari beberapa sumber yang kami rangkum, setidaknya ada 8 poin yang bisa diperhatikan supaya stamina busui tetap terjaga meski sedang puasa. Apa saja?1. Melakukan Konsultasi Dengan Dokter Atau Bidan
Sebelum benar-benar menjalankan ibadah puasa, maka akan lebih baik jika dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter ahli atau bidan yang ada diwilayah anda.Dan ketika kondisi ibu dan bayi sangat memungkinkan, maka dokter akan memperbolehkan anda berpuasa selama bulan Ramadhan.
2. Memperhatikan Usia Bayi
Jika sesuai dengan yang dianjurkan, puasa oleh ibu bisa dilakukan ketika bayi sudah mencapai usia lebih dari 6 bulan.Sehingga sebelum ibu benar-benar memutuskan, konsultasi dengan dokter sangat penting untuk dilakukan. Sehingga bisa dipastikan kondisi kesehatan yang terjadi pada ibu dan si bayi.
Apabila masih berusia dibawah 6 bulan, maka akan sangat bergantung dengan asi yang merupakan asupan gizi utama.
Dan setelah bayi berusia lebih dari 6 bulan, maka sudah diperbolehkan untuk berpuasa. Hal tersebut dikarenakan pada masa itu bayu sudah memperoleh makanan pendamping asi.
3. Memompa Dan Menyusui Semaksimal Mungkin di Malam Hari
Dengan menjalani puasa, ada kemungkinan jika produksi ASi akan berkurang pada saat siang hari. Maka dari itu, ibu bisa memanfaatkan malam hari untuk memompa ASI serta menyusui semaksimal mungkin.Dengan adanya stok ASI perah, tentu bisa digunakan pada siang hari. Sehingga kebutuhan nutrisi pada bayi tetap terpenuhi.
4. Menjaga Asupan Nutrisi Makanan
Menyusui namun tetap berkeinginan untuk puasa, maka dianjurkan jika ibu untuk mengkonsumsi makanan 3 kali ketika tidak berpuasa (malam harinya).Yakni dengan memperhatikan komposisi nutrisi yang terdiri dari 20 persen lemak, 30 persen protein, serta 50 persen karbohidrat.
Dalam hal ini, ibu juga bisa menambah frekuensi makan asal tidak mengganggu kenyamanan tidur. Sehingga faktor kebiasaan juga berpengaruh.
5. Konsumsi Makanan Pendukung ASI
Tips pada poin lima ini erat kaitannya dengan tips yang sudah kami sebutkan pada poin 4. Sebab keduanya masih membahas mengenai makanan.Dalam hal ini, ada beberapa jenis makanan yang bisa mendukung dalam memperlancar produksi ASI. Seperti halnya sayuran dan buah-buahan. Sebagai contoh ialah pepaya, jambu air, semangka, dan juga kecambah.
6. Memperbanyak Konsumsi Air
Bukan tanpa alasan, namun dengan mengkonsumsi lebih banyak air, khusus ketika berbuka hingga tiba saat sahur.Maka bisa menggantikan kekurangan cairan pada saat berpuasa di siang hari. Lebih tepatnya ialah supaya tubuh terhidrasi kembali.
7. Istirahat Yang Cukup
Menjalankan puasa pada saat memberikan ASI memang akan terasa lebih berat dibanding mereka yang tidak menyusui.Maka dari itu, sangat tidak diherankan jika tubuh seringkali lemas pasca memberikan ASI pada bayi.
Dan supaya rasa capek tersebut hilang, maka beristirahatlah yang cukup, sehingga kondisi fisik ataupun psikis kembali pulih.
Dengan istirahat yang cukup, proses produksi ASI akan tetap berjalan baik dan lancar.
8. Berhenti Puasa Jika Tidak Kuat
Seperti yang sudah kami jelaskan, puasa bagi busui bisa diganti di lain waktu atau bisa dengan membayar fidyah.Oleh karena itu, jangan memaksakan untuk puasa jika ibu sudah tidak sanggup, atau merasa khawatir dengan kesehatan diri sendiri atapun si bayi.
Intinya, puasalah sebisanya, namun ketika mencapai titik dimana sudah tidak mampu, maka tidak apa-apa berhenti.
Demikianlah sedikit ulasan yang bisa kami rangkum mengenai 8 Tips Puasa Ramadhan Untuk Ibu Menyusui. Semoga bisa membantu.